Waisai (view from hill)

Waisai adalah Kota kecil di Pulau Waigeo yang mana terdapat ibukota Kabupaten Raja Ampat. Pulau Waigeo sendiri adalah pulau yang terbesar di antara pulau-pulau lain di Kepulauan Raja Ampat. Disinilah semua perangkat kabupaten berkantor. Dari kantor bupati, sampai dengan kantor-kantor dinas semuanya berkumpul disini. Tanpa panjang-lebar lagi, kami langsung menuju ke hotel kecil di tengah kota yang sangat sepi, bila mengingat ini adalah ibukota kabupaten. Kami menginap di hotel sederhana 2 lantai bernama Hotel Maras Risen. Hotelnya cukup bersih dan berAC dengan kamar-kamarnya yang besar. Hotel ini bertarif cukup murah dan terjangkau. Namun sepertinya hotel ini konsepnya terlalu “nge-kota”, sangat kurang cocok dengan suasana kepulauan. Didekat kami ada hotel berkonsep cottage; yaitu hotel yang dikelola oleh Acropora meskipun sepertinya tarifnya agak sedikit lebih mahal.

Small Harbour at WTC-Waigeo

Setelah sebentar kami beristirahat, kami langsung menuju ke dermaga pantai di pantai WTC (entah apa kepanjangannya). Dermaga ini berbeda dengan dermaga kapal cepat yang tadi kami naiki, letaknya lebih ke arah barat dari Dermaga Waisai. Sebagai seorang fotografer, saya melihat dermaga dan pantai ini bisa menjadi objek foto yang bagus. Dermaga kecil berdek kayu ini memang tidak berbeda dengan dermaga-dermaga lainnya, namun perbedaannya adalah terletak pada latar belakang pemandangan alamnya yang indah. Laut biru bening, pasir putih, langit bersih menjelang senja, dan beberapa tambatan kapal-kapal nelayan…wuiiih, keren. Setelah puas mengambil beberapa foto,

WTC Beach

langsunglah kami menuju ke speed boat untuk menuju ke pulau kecil, Pulau Saunek Monde. Hanya 20 menit perjalanan, tibalah kami di pulau kecil tersebut.

Wooooowww, pulau kecil ini memiliki dermaga terbuka yang jauh lebih bagus. Pulau kecil ini sepertinya hanya dihuni oleh pohon-pohon besar, rapat, dan hijau. Disini kami menanti matahari terbenam di ufuk barat. Disinilah kami pertama kali melihat betapa beningnya laut papua. Dengan jelas kami bisa melihat batfish dan rainbow fish, bermain-main diseputaran tiang dermaga.Oh indahnya….

Beruntung hari ini hari yang cerah, sehingga kami bisa melihat bulatnya

matahari dengan nyaris sempurna, dipadu dengan komposisi warna dari langit bercampur-padu membentuk sebuah irama warna. Warna orange, merah, biru, dan abu dari komposisi langit sepertinya berlomba-lomba untuk menarik perhatian kami untuk memandangnya, dan tanpa mereka sadari, bahwa kombinasi diantara mereka-lah, yang membuat warna langit terlihat sempurna harmonis. Sebuah liburan yang menyenangkan, ketika kalian berjalan bersama teman-teman sembari   memandang kagum bersama akan ciptaan Tuhan.  Setelah terpesona dengan

Sunset over Papua

indahnya sunset di Papua, tidak lupa saya mengucap syukur atas rahmat Allah karena telah melangkahkan kaki ku di tanah Papua dan memanjakan mataku memandang matahari terbenam dari belahan paling timur dari tanah airku yang tercinta; Indonesia.

Sayang sekali, karena satu dan lain hal, trip kita di Raja Ampat hanya bisa berlangsung singkat, sedangkan Kepulauan Raja Ampat merupakan sebuah kawasan yang sangat-sangat luas untuk di jelajahi. Jadi rasanya sulit sekali untuk menjelajah Raja Ampat hanya sekali datang, apalagi kalau kita melakukan trip based on land. Trip based on liveaboard merupakan pilihan yang sangat cocok dilakukan untuk penjelajahan Kepulauan Raja Ampat, namun dikarenakan biayanya yang bisa berlipat ganda, membuat kita harus berpikir ulang.

Berikut ini beberapa tempat divespot di Raja Ampat yang kami kunjungi dan kami rekomendasikan untuk dikunjungi.

 

Manta Point

Posisi Manta Point adalah di bagian tengah agak ke barat sedikit dari Kepulauan Raja Ampat; persisnya disekitar Area Arborek, di Selat Dampier. Sebetulnya ada dua point Manta di area sini, sering kita kenal dengan Manta Sandy dan Manta Ridge. Kami mulai menyelam di Manta Sandy pada pukul 14.00 dengan diarahkan oleh seorang lokal diver guide kami. Penting bagi kita, untuk selalu dituntun oleh para local guide, karena merekalah yang paling paham akan situasi air dan tingkah laku para Manta tersebut. Agak sulit juga mencari titik Manta ini, sampai pada saat kami melihat Manta muncul dipermukaan, seolah ia berkata, “I’m here….I’m here…!!!!”

Di poin ini kami segera turun ke kedalaman sekitar 20 meter dan menunggu di sebuah area pasir putih yang tidak begitu luas.  Arus bawah cukup kencang di area sini, sehingga para diver disarankan membawa hook pada spot ini. Tak lama kita menunggu, kemudian kita dikagetkan dengan serombongan Manta yang  besar dan berjumlah 5 ekor. FANTASTIK!!!

Friendly Manta

Manta tersebut bisa berukuran lebar sayap ke sayap sampai dengan 5 meter dengan warna bawah badannya ada yang berwarna hitam dan putih. Yang kita bisa lakukan, hanya duduk manis di atas pasir sembari melihat manta-manta raksasa tersebut mengelilingi grup kita hanya dalam jarak kurang dari 3 meter saja! Mereka memang memakai area ini sebagai cleaning station dibantu oleh para butterflyfish. Visibility pada area ini seringkali tidak memuaskan, dengan jarak pandang sekitar 20 meter saja. Namun hal ini tetap tidak menghalangi kita menikmati keindahan kepakan sayap Manta.

Anehnya, Manta tersebut terkesan sangat-sangat friendly terhadap kita.

Beautiful Creatures

Mereka sepertinya tahu, bahwa kita sedang menonton mereka, sehingga dengan gagahnya mereka sengaja memperlihatkan keelokan gerakan mereka dengan kepakan sayapnya dan gerakannya yang halus. Sering kali mereka sengaja “terbang” tepat di atas kita hanya dalam jarak 2 meter membuat kita menjadi semakin terpesona akan keindahannya.

Dengan sisa udara di tabung kami, kami habis-habiskan untuk mencoba

White Manta

menghabiskan waktu yang tersisa dengan mengambil foto-foto narsis kami dengan latar belakang Manta. Setelah hampir 45 menit kami menonton atraksi mereka, tibalah kami untuk kembali ke atas melalui arah agak sedikit ke arah timur. Lucunya ketika kami menyelam dan mencoba naik ke permukaan, salah satu Manta terus mengikuti kita dari belakang dari jarak dekat, seolah mereka ingin memberi kita salam dan melepas kita pergi. What a friendly creature downhere….Perfect!”

P47Thunderbolt Wreckplane

 Spot dive ini terletak hanya 30 meter dari bibir pantai di Pulau Way yang

WAY BEACH !!!

sangat indah. Pulau Way sendiri merupakan pulau kecil datar dan memiliki pasir yang sangat putih, dengan pesisirnya ditumbuhi beberapa pohon seperti pohon pinus. Pemandangan dari Pulau Way sangatlah bagus, dengan pasirnya yang putih, laut biru dan terdapat sebuah rumah tradisional penduduk setempat. Kita menyiapkan segala dive gear di pulau ini, sembari berfoto-foto ria, tidak mau melewatkan tempat yang bagus ini.

Setelah siap semuanya, berangkatlah kita naik boat dengan jarak hanya 30

p47 thunderbolt from WWII

meter-an saja. Setelah menyelam sekitar 10 menit, barulah kita menemukan sebuah bangkai pesawat dalam posisi terbalik disebuah slope dengan kemiringan sekitar 45 derajat. Dengan posisi kokpit dibawah (terbalik), pesawat ini bersandar di kedalaman 27 meter sampai dengan 34 meter, yang menandakan panjang pesawat ini dapat mencapai sekitar 15 meter, dengan rumus phytagoras.  Adapun rentang sayap pesawat dari ujung kiri ke kanan, juga sekitar 15 meter panjangnya. Pesawat P47 memang tipe pesawat fighter, namun ukurannya jauh lebih besar dari pesawat tipe fighter lainnya, sehingga membuat saya cukup terperangah ketika melihatnya pertama kali bersandar bisu diantara karang-karang.

Para diver, bahkan tidak sadar bahwa dia telah melihat sebuah bangkai

Wreckplane P47 @ 30 meters

pesawat, dikarenakan tubuhnya yang telah diselimuti sempurna oleh karang-karang perintis. Tetapi sebetulnya kita masih bisa melihat jelas bentuk baling-baling didepan, dan rentang panjang sayapnya, meski sudah mulai ditutup sempurna oleh karang-karang yang mulai

Wobegong Shark

menutupnya sejak pesawat ini jatuh pada Perang Dunia II sekitar tahun 1944. Visibility di area ini lumayan memuaskan , dengan jarak pandang sekitar 30 meter, dengan variasi vegetasi dan hewan yang tidak terlalu banyak, namun tetap dengan jumlah kuantitas yang tinggi seperti di area Raja Ampat lainnya. Beberapa kali kita juga menemukan Hiu Wobegong yang sedang berkamuflase di antara karang dan pasir.

Max/Mike’s Point

Banyak dive spot-dive spot di Raja Ampat, dinamakan sesuai dengan nama yang mempopulerkan area tersebut (bukan yang menemukan). Dan ironisnya, kebanyakan nama-nama tersebut bukanlah nama lokal, namun semuanya nama asing, seperti Mike’s Point, Edi’s Black Forest, Anita’s Garden, Melissa’s Garden, Alex’s Rock, Marit’s Mount, Andy’s Ultimate. Adapun nama Mike’s Point adalah nama anak dari sang pemopuler dari dive spot ini; yaitu ‘Max Ammer the dutchman’. Dive spot ini berjarak hanya beberapa meter saja dari Pulau Kerupiar, di area selat Dampier, masih dekat dengan Manta Sand

.

Sea Garden and Scholling Fish

sweetlips @Max Point

“ Sangat disayangkan bila diving di Raja Ampat, namun melewatkan Mike’s Point” begitu kata dive guide kami. Kata-katanya membuat kami penasaran dan nekat tetap nyelam meski arus atas yang cukup kencang. Betul saja, begitu kami tiba di spot tersebut, kami melihat banyak kapal lainnya dengan beberapa dive group juga sudah siap untuk

melakukan penyelaman. Backroll adalah cara entry point yang paling tepat

My First Shark @Max Point

di spot ini, dikarenakan arusnya yang tak menentu. Segera setelah melakukan penyelaman, langsunglah kita menemukan sebuah pemandangan bawah laut yang cukup menganggumkan.  Dalam kedalaman hanya 15 meter-an kita sudah bisa melihat hamparan datar

Ikan Sekolah (Schooling Fish

taman laut yang sangat luas. Berbagai macam terumbu karang tumbuh sangat rapat, tidak menyisakan sedikitpun ruang untuk benda lain. Ikan-ikan berwarna warni pun sangat ramai berkeliling, bermain, dan memamerkan keelokan warna di tubuhnya. Belum selesai rasa kagum kami, kami dikejutkan oleh lewatnya seekor hiu dengan ukuran sedang, panjang 2 meter. Dengan “ gaya renang kejutnya dan tatapan matanya”, hiu itu seolah ingin menandakan daerah

Wonderland @Max Point

kekuasaannya untuk tidak diganngu atau dilewati.  Selain hiu kita juga dapat dengan mudah menemukan wobegong, octopus kecil, nudibranch, udang-udang, sweetlips atau kita sebut ikan memble. Schooling fish dari beragai jenis ikan juga dapat dengan sangat mudah kita temui disini.

Sebetulnya Pulau ini memiliki sejarah unik tersendiri pada saat PD II. Pada

“Ship” Island @MAx Point

saat itu Pihak US mengira bahwa pulau ini adalah kapal laut Jepang, karena bentuknya yang mirip kapal dari udara, sehingga pihak US memborbardir habis pulau ini dan sekitarnya. Mungkin saja, karena bombardiran yang bertubi-tubi dari pihak US ini lah yang membuat gugusan pulau dan karangnya menjadi sebuah keindahan yang patut dinikmati.

Sebetulnya masih banyak lagi divespot-divespot yang mengagumkan disekitar Raja Ampat. Jumlahnya bisa mencapai hampir ratusan spot. Dan karena letaknya yang sangat tersebar dengan area yang sangat luas, maka jarang sekali kita bersua dengan kapal-kapal yang membawa rombongan diving. Berikut beberapa divespot-divespot lain, yang patut anda kunjungi :

–          Dive Spot di Area Wayag (arah barat Raja Ampat), disini selain menawarkan keindahan bawah laut yang sangat bervariatif spesiesnya, juga menawarkan pemandangan atas laut yang memukau.

–          Magic Rock ( Bag Island ) , terdapat gua batu dan sering ditemui schooling sweetlips.

–          Citrus Ridge ( Pulau Yanggefo ), menawarkan keindahan softcoral Raja Ampat yang luar biasa.

–          Potato Point ( Kalig Island ), disini kita dapat menemukan penyu-penyu berenang.

–          Baracuda ( Penemu Island ), schooling barracuda sering terlihat pada divespot ini.

–          Tomolol Cave ( area Missol Island ), temukan pengalaman dive unik dengan muncul dibawah gua tebing raksasa.

Bilamana anda ingin melakukan perjalanan diving di Raja Ampat, pastikan anda mempunyai buku yang berjudul “ Diving Indonesia’s Raja Ampat – The Planet’s Most Bio-Diver Reefs”, dengan pencipta Burt Jones dan Maurine Shimlock. Dibuku tersebut, kita bisa melihat data lengkap ratusan divespot-divespot di Raja Ampat, disertai dengan foto-foto berkelas dunia.

Rekomendasi

Hotel Maras Risen : 085244151010